Democracy is Yet to Learn - Pohon Bodi


“DEMOCRACY IS YET TO LEARN”

Kini anggap saja redaksi sedang condong ingin berkomunikasi dengan mahasiswa baru—calon pemilih baru dalam Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) 21-23 Desember 2010 yang akan datang—serta mengajak mahasiswa tua dan setengah tua untuk de Javu bersama-sama. Jika setelah memegang KTP Anda dianggap layak untuk sumbang suara dalam pemilihan presiden, pemilihan umum legislatif ataupun kepala daerah, setelah memegang KTM Anda berhak memilih sendiri presiden dan Dewan Perwakilan Mahasiswa di universitas yang kini Anda tempati.
Pemira di Universitas Gadjah Mada sudah berlangsung sejak awal 90-an dan baru terlihat seperti Pemilu sungguhan di tahun 1998. Dengan demikian sudah cukup lama Pemira dipergunakan sebagai metode pengaliran aspirasi di kampus UGM. Dalam waktu yang demikian lama, masih saja belum banyak orang yang berminat untuk mampir ke TPS-TPS yang tersebar di seluruh fakultas di UGM. Terbukti, silence majority masih mewabah dan jumlah pemilih tidak pernah lebih tinggi dari angka 40 persen.
Sudah ada banyak tulisan, obrolan, blog dan notes yang mulai membicarakan kondisi yang menggelisahkan dan semakin membuat risih rasanya jika tak berubah juga. Sintesa tidak akan melewatkan momen ini. Untuk mengawal proses demokratisasi kampus akhir tahun ini, Silet (Sintesa Leaflet: Bukan Media Gosip) akan hadir di tiap tahap Pemira sebagai pemantik agar mahasiswa dengan statusnya yang berharga dapat menempatkan posisi yang tepat. Tidak buta total atau malah kebablasan mengartikan kebebasan kampus.
Kita sedang belajar berdemokrasi. Dan sama seperti orang-orang yang sedang belajar, kita punya rapot yang ‘kebakaran’. Ah, ternyata sudah 12 tahun kita tak lulus-lulus. [Redaksi]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devil Spends Korean Won!

My Rareness Has A Name: Kosmemophobia!

"Perkenalkan, Saya Tante Fatimah."

Arsip #3 - Bicara Musik Indie: Tentang Counter-Culture Kapitalisasi Seni

Ibuku?