Postingan

Jurnal Kehamilan #4: Bakoh dan Pecicilan ala Trimester Kedua

Gambar
Kehamilan kami ini adalah nyaris plek ketiplek artikel-artikel kehamilan. Kalau Bumil ingin melihat ejawantah ciri dan gejala kehamilan trimester 1 dan 2 yang disebut-sebut oleh banyak jurnal dan artikel di internet, sini  tak kandani .  Setelah cerita-cerita trimester pertama pada jurnal sebelumnya , di mana aku bersahabat secara paksa dengan rasa mual dan lemas, tepat di minggu ke 12 mualku mendadak hilang. Pops! Lalu dalam hitungan sekitar 1 minggu setelahnya, aku juga mulai toleran pada semua bau-bauan yang menyebalkan seperti bawang, uap nasi dari rice cooker , minyak goreng bekas dan masakan tetangga apartemen yang entah kenapa selalu sama. Segera setelah itu, aku sudah mulai bisa memasak lagi! Akhirnya berakhir sudah masa-masa Grab-Food dan Go-Food yang menyesakkan (Karena boros) itu.   Karena terlalu fit, hampir tidak ada masalah berarti yang aku hadapi di trimester 2 kecuali diomeli suami terus-terusan karena banyak polah alias pecicilan. Gimana dong ya, sudah nggak mual, bada

Jurnal Kehamilan #3: Periksa Kandungan Pertama - Saat Pandemi!

Hamil saat pandemi bukan hal yang bisa dialami oleh semua perempuan. Jadi, kalau kita sedang berjuang dengan kehamilan pada masa seperti ini, berarti kita dipercaya Allah SWT untuk mampu menghadapinya dengan sebaik mungkin. Masa kemampuan super ini nggak dimaksimalkan, ya kan?  Aku akan berbagi cerita tentang pemeriksaan kandungan yang pertama kali aku lakukan pada kehamilan ini karena aku tau betapa sulitnya pada waktu itu mencari referensi untuk sekadar menenangkan diri sendiri *Big hug para bumil era pandemi*  Tentang bagaimana menemukan Obgyn untuk pemeriksaan pertama saat pandemi dan tips-tips lain bisa liat post sebelumnya yaa..   SEBELUM PERIKSA Kami memutuskan berkonsultasi dan memeriksakan kehamilan ke Dr Erdwin Rakun, Sp.OG, di Klinik pribadinya di Kemanggisan, Jakarta Barat. Sengaja kami memilih memeriksakan kandungan saat usia kehamilan 11 Minggu (Berdasarkan penghitungan aplikasi kehamilan), karena berbagai pertimbangan: Lebih banyak kondisi yang bisa dilihat dari janin p

Jurnal Kehamilan #2: Drama Trimester Pertama Benar Adanya

Mumpung sedang rajin-rajinnya, saya akan lanjut berkisah tentang cerita-kehamilan-pertama-jauh-dari-emak-di-tanah-rantau-saat-pandemi-Coronavirus.  Meskipun setelah pemeriksaan  testpack  mandiri dilakukan, kami masih belum berani ke dokter ( Thanks lho ya Om Covid), aku dan suami sudah Insya Allah yakin bahwa kami hamil. Dengan demikian, semua langkah yang dilakukan setelahnya adalah untuk menjaga dan mengantisipasi segala resiko yang rentan muncul di trimester pertama. Oh iya, kami membiasakan untuk menyebut bahwa yang hamil adalah kami, meskipun yang perutnya nanti akan membesar adalah aku doang. Tapi kami hamil, menjaga kehamilan, merasakan ketidaknyamanan masa-masa kehamilan, ngidam , melahirkan dan membesarkan bersama-sama. Romantis banget ngga sih ya ampun. Pada trimester pertama, mulai dari hasil testpack 2 garis hingga tulisan ini diluncurkan nanti di minggu ke-12 alias 3 bulanan, hal-hal ini terjadi, setidaknya pada kami. Siap-siap Bumils! Minggu ke-4: Mual dan Lemas

Jurnal Kehamilan #1: Corona Negatif, Testpack Positif

Gambar
Menulis entri secara tidak beraturan adalah hobiku. Jurnal pernikahan belum selesai, jurnal kehamilan sudah nongol. Nanti kita sesuaikan tanggal-tanggalnya ya haha. Pasangan #CoronaWedding punya satu kondisi yang kurang lebih sama (Selain cuma bisa akad nikah super private ): Program hamil gimana nih di tengah pandemi? Aku dan Bojojojo awalnya mengkhawatirkan kehamilan saat pandemi Covid-19 ini, sebab itu sebelum menikah sempat berencana menunda hamil hingga kondisi dirasa lebih baik. Namun, pada akhirnya kami sepakat bahwa Allah SWT tahu waktu terbaik, ikhtiar kita adalah menjaga diri, menjaga kesehatan fisik, mental dan finansial sebaik mungkin. Sejak akad nikah 3 April 2020 lalu, kami akhirnya menjalani semua tantangan pandemi ini dengan tidak spaneng. Untuk itu aku merasa perlu mencatatkan cerita kehamilan pertama, jauh dari emak, di tengah pandemi Coronavirus pula. Karena saking linglungnya, masa-masa awal kehamilan diisi dengan berselancar di dunia maya tentang pengalaman h

5 Hari untuk Selamanya (Bagian 1)

Entah dari mana datangnya, aku dan dua sahabat perempuanku, teman kosku semasa kuliah melakukan hal yang random (untuk standar kami bertiga): Kami yang sudah tidak bertemu selama lebih dari 4 tahun, tanpa banyak pikir memutuskan  minggat  ke Malaysia di tengah-tengah pekerjaan yang begitu padat, dari tiga lokasi yang berjauhan, dan melakukannya hanya beberapa minggu menjelang pernikahan salah satu di antara kami.  * Jadi, di antara sahabat kampusku yang kebanyakan laki-laki itu, aku hanya benar-benar punya sedikit sahabat perempuan. Canny dan Tika adalah dua di antaranya. Dan yang paling lengket. Aku sangat ingat bagaimana bertemu mereka pertama kali. Agustus 2007. Aku, mahasiswa baru, baru tiba di Jogja dan belum memulai perkuliahan, akhirnya mendapatkan kos yang sangat aku suka. Namanya Wisma Kertonegaran, di daerah Deresan. Saat itu aku belum memiliki teman sama sekali kecuali Kikik (Riezky Chandra Novariez) yang sepertinya namanya sering aku sebut-sebut di blog minim pemb