Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Arsip #5 : Kreatifitas Tiada Henti (Dipublikasikan di Majalah Kabar Tani)

Gambar
Ini termasuk salah satu tulisan yang proses kelahirannya paling berat: liputan mendadak ke luar kota yang sama sekali belum pernah aku datangi sebelumnya, pencarian ATM yang memakan waktu hampir 2 jam, kehabisan bis dan travel untuk pulang ke Jogja, mengejar bis terakhir dengan ojek melewati jalanan sempit curam di tengah hujan--tanpa helm--untuk kemudian berangkat lagi ke Jakarta keesokan subuhnya. Hal terbaik hari itu hanyalah kemenangan Indonesia  2-1 atas Thailand dalam final penyisihan grup A piala AFF 2010, yang aku saksikan di televisi bis Sumber Kencono yang hidup segan mati tak mau.  Oh iya, artikel ini dimuat dalam Majalah Kabar Tani edisi Desember (atau Januari ya?) dalam rubrik Teropong Tokoh. KREATIFITAS TIADA HENTI Miranda Syevira Jalan yang kecil dengan tikungan-tikungan tajam adalah rute yang harus kami tempuh menuju desa Pringkuku. Namun setibanya di wilayah asri ini, tak ada kesulitan untuk menemukan sebuah rumah dimana semua...

Arsip #4 : Berdamai dengan Alam (Dipublikasikan oleh Majalah Kabar Tani)

Tulisan ini berada dalam rubrik Fokus Kita dalam majalah CSR PT Unilever Tbk: Kabar Tani, akhir tahun 2010. Lagi-lagi, kemalasanku menyusun portofolio membuat aku tidak pernah melihat bentuk tulisan-tulisanku ketika sudah di-publish. BERDAMAI DENGAN ALAM Miranda Syevira Tidak perlu sering-sering ‘menghabisi’ hama dengan pestisida dan metode-metode yang menguras biaya. Para petani di Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo ini sudah punya paten tersendiri. Kerusakan alami, harus disiasati dengan cara alami pula. Mereka menyebutnya sistem Padi-Padi-Polowijo. Tidak semua wilayah bisa dengan sukses mengaplikasikan sistem tanam selang-seling satu ini. Namun tidak demikian halnya dengan Desa Jatirejo. Serangan hama wereng yang tak berkesudahan membuat produktifitas hasil pertanian sempat turun drastis di tahun-tahun sebelumnya. Meski awalnya petani berupaya mengatasi dengan pestisida dan cara-cara manual, hal ini tetap sia-sia. Frustasi, petani ramai-ramai be...

Filosof Spesialis Pertanyaan Remeh Temeh #1: Huruf, Kata, Bahasa.*

Gambar
Huruf itu luar biasa, ya? Maksudku, sistem merangkai huruf menjadi kata, lalu tulisan, itu luar biasa. Begini. Kita mengenal 26 huruf, mungkin kurang atau lebih untuk negara yang memiliki sistem huruf sendiri. Kita pakai saja huruf latin A B C. Kelihatannya sepele ya? Apa hebatnya jajaran huruf yang ada 26 biji itu? Dengan matematika peluang, dalam hal ini permutasi (jangan ditimpukin kalau salah), jatuhnya kalau tidak salah seperti ini: n   = 26 (A-Z) r    = 2 (kombinasi huruf: AB, BE, TA, CA, dst) Peluang   =      n!            =       26!        =     26.25. 24!    =    650                     (n - r)!            (26-2)!                 24!                ...

Ibuku?

Gambar
Beliau adalah wanita yang aku panggil mama. Namanya cantik, Fatia Fahmida. Sejak menyadari mama punya nama yang cantik, aku jadi suka nama yang mengandung unsur vokal a-i-a, suatu saat anakku juga akan kunamai dengan unsur vokal yang sama. Kata almarhumah nenek, Fatia diambil dari Al-Fatihah, Ummul Qur'an. Jantungnya Al-Qur'an. Suaranya cantik, beliau suka bersenandung ketika mencuci, memasak, menjemur, dan menimang anak-anaknya. Wajahnya cantik, bagiku beliau Ibu yang paling cantik. Kulitnya putih bersih, matanya jernih, rambutnya lurus hitam dan tebal. Usia membuat beberapa noda hitam muncul di wajahnya, dan pekerjaan rumah tangga membuatnya tak pernah memanjangkan rambut cantiknya. Sering kami, putrinya, memaksa beliau memanjangkan rambut. Jawabannya sederhana: "Ribet, kalau masak, nyuci, gendong adek, nanti rambutnya kemana-mana." Mamaku adalah wanita yang tidak pernah sekalipun datang ke salon kecantikan kecuali untuk potong rambut. Tetapi untuk aku dan adik pe...

Arsip #3 - Bicara Musik Indie: Tentang Counter-Culture Kapitalisasi Seni

Yang satu ini tadinya bagian dari makalah mata kuliah Urban Politics alias Politik Perkotaan, yang entah diterima atau tidak oleh dosen pengampu gara-gara si makalah masuk lewat kolong pintu ruang jurusan. (Mudah-mudahan mbak Dosen nggak baca :D) Gara-gara kepincut hadiah dari sebuah kompetisi menulis, sebut saja Jakarta Beat Net Writing Competition, makalah ini pun disulap jadi jauh lebih pendek dan berkurang drastis unsur ke-Politik Perkotaan-nya. Tetap saja nggak menang. Lha iya, apa hubungannya Politik Perkotaan dengan musik Indie? Ada. Dan Menarik. Sayang sekali file makalah aslinya sudah menghilang entah ke mana. Artikel gagal juara bacotan penulis sekelas penikmat musik nan awam ini adalah salah satu yang (nyaris) terserak dan berhasil ditemukan kembali. :)                               ...

Arsip #2 - Mendidik dengan Hati (Dipublikasikan oleh Majalah Guruku)

Gambar
Tulisan ini pernah dipublikasikan di Media Komunitas "Guruku", di awal tahun 2011. Berhubung sampai sekarang aku belum punya majalahnya, aku publish saja di sini, bentuk permintaan maafku pada Pak Arief Ichwantoro dan Popong. karena belum bisa memberikan bentuk fisik majalahnya sampai sekarang, hehehe. MENDIDIK DENGAN HATI Miranda Syevira   “Pak, Ikannya mati!” Seorang siswa menghampiri gurunya sambil berteriak-teriak. Sang guru mengikuti ke meja percobaan yang dikelilingi sekitar sepuluh siswa dan menilik gelas ukur di depannya. “Suhunya kelewat tinggi itu, ya jadi ikan rebus dong. Turunin dulu suhunya, ingat cuma 5 derajat loh ya!” Dan anak-anak berusia 11 sampai 12 tahun ini kembali mencari akal bagaimana menurunkan suhu air dan memperlakukan Ikan Mas mereka secara hati-hati. Laboratorium kembali disibukkan oleh langkah-langkah kaki dan dentingan gelas ukur. Puncaknya, teriakan ‘Yes!’ dan sorak gembira terdengar ketika hipotesis dalam lembar lap...