Bukan, bukan LPJ. Ini curhat dan pengakuan dosa..

        Tiga belas bulan. Kalau dipakai menghitung usia orang hamil, istilahnya Bunting Kebo. Berarti anak yang akan lahir diibaratkan sebesar anak Kerbau. Ya, Sintesa hamil anak gemuk-gemuk selama tiga belas bulan. Sering mual, muntah-muntah, doyan bermalas-malasan dan kadang tidak nafsu makan. Tapi toh mereka lahir juga, dan izinkan saya memperkenalkan mereka satu per satu.


  1. Ketika isu ketidakadilan penerimaan dan bobroknya teknis seleksi beasiswa di Fisipol terlupakan, kita angkat dia kembali agar orang-orang ingat dan sama terusiknya seperti awak Sintesa yang dengan gigih melahirkan indikator pertama di kepengurusan 2010. Just Do It (Baca: Cuma Duit).
  2. KIK, renovasi gedung-gedung Fakultas, dan rencana pengembangan berbagai aset yang anyirnya tercium luas di dunia maya membuat Standar Semu WCRU harus mengorbit. Bentuk sikap mahasiswa terhadap keinginan (atau ambisi?) universitas menuju World Class Research University dengan memberikan perhatian yang sangat minim (atau melupakan?) sisi memahasiswakan mahasiswa dan memanusiakan manusia (halah).
  3. Kritik Oto Kritik akhirnya terselesaikan setelah sebagian besar pengurus angkatan 2007 berjibaku dengan KKN (Kecuali Bapak PU yang six-packed dan berbody luhur) dan libur panjang. Evaluasi diri sendiri secara menyeluruh lewat satu jilid buletin tidak akan pernah cukup. Tapi inilah ikhtiarnya.

Dalam setahun terakhir, lahir pula tiga edisi Sintesa Leaflet yang masing-masing mbrojol dengan bantuan yang sangat besar dari awak-awak muda belia (sebut saja Tiqa, Brita dan Ike untuk 3 edisi Silet terakhir: Edisi Maba, Edisi Pra-Pemira dan Pasca-Pemira). Untuk kegigihan dan militansi ketiganya, saya mengucapkan terima kasih tak terhingga.

Akan tetapi, saya tetap sangat menyesalkan ketidakpuasan pribadi dan ketidakpuasan rekan-rekan semua, karena masih banyak permasalahan, isu dan agenda yang tidak dapat di tinta-kan di atas halaman-halaman Indikator dan Silet. Seharusnya media berperan besar di sana, dan saya selaku pemimpin redaksi, bertanggung jawab atas apa-apa yang tidak terangkul sepanjang setahun terakhir. Buku perkembangan kemajuan awak ada di tangan saya. Sayang sekali kita (baca: DePe) melupakan niat kita untuk mengevaluasi perkembangan awak secara rutin.

Bapak-bapak Ibu-ibu awak Sintesa yang saya hormati, saya sangat berterima kasih (ada kata yang maknanya lebih heboh?) untuk pendahulu-pendahulu yang sangat tidak bisa saya imbangi kemampuan jurnalistik dan kecerdasannya, Mbak Dhenok, Mbak Sukma, Mas Anto, dan semua PU, mas Yogi, Mbak Ayya, Mas Damdam, semua awak yang sudah besar (baca: Tua, *lirik-lirik mas Windu dan Anan) maupun yang masih kecil-kecil, dan rekan seperjuangan, Rita Kartika Sari, Muhammad Aji Pradipta (haha), Sayfa Aulia, dan tentu saja Indra Agung Hanifah Bakhtiar (yang melakukan peran ganda sebagai Pimprus dan penasihat redaksi :D). Masih banyak yang harus disebutkan, kalian tahu aku bahkan ingat semua nama panjang kalian, kalian juga tahu aku sangat membutuhkan bantuan dan sangat berterima kasih untuk semuanya. DePe baru hasil keputusan musyawarah (terutama Pemred), siapapun itu, tolong jangan jadikan DePe (khususnya Pemred) sebelumnya sebagai tolak ukur, kalian salah alamat. Serius. Tarik garis dari angkatan yang paling jauh yang kalian bisa amati dan selamat berjibaku. (satu lagi, jangan usir kita kalo nongkrong lagi di Sekre, sudah bagian dari jiwa raga, rumah itu :D)

 Bapak Ibu Sintesaist yang saya hormati, saya mohon pengakuan dosa saya diterima, karena begitu banyak tanggung jawab di ‘rumah kita’ yang tidak bisa saya selesaikan dengan segenap kemampuan. Karena saya menyandingkan tanggung jawab di Sintesa dengan tanggung jawab-tanggung jawab lain yang tidak seharusnya saya jadikan kambing hitam. Terlebih karena saya meninggalkan Sintesa dalam waktu-waktu di mana saya seharusnya berada di sana, termasuk hari ini. ( Sedih beneran ini T_T )

Saya tidak memohon keringanan hukuman, hanya ikhlaskan maaf dan simpan sejuta rasa terima kasih saya untuk kalian semua.

Akhirnya, sangat bahagia menjadi bagian dari keluarga besar Sintesa. Poinnya ya dua kata itu. Sangat. Bahagia.


Daejeon, 4 Maret 2011.


Miranda Syevira


NB: Gak bisa nulis lama-lama, suhu sudah mulai minus 9. Kangen kalian semua (haha baru berapa minggu juga). Eh, jangan lupa upload foto-fotonya ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Devil Spends Korean Won!

My Rareness Has A Name: Kosmemophobia!

"Perkenalkan, Saya Tante Fatimah."

Arsip #3 - Bicara Musik Indie: Tentang Counter-Culture Kapitalisasi Seni

Ibuku?