Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Arsip #3 - Bicara Musik Indie: Tentang Counter-Culture Kapitalisasi Seni

Yang satu ini tadinya bagian dari makalah mata kuliah Urban Politics alias Politik Perkotaan, yang entah diterima atau tidak oleh dosen pengampu gara-gara si makalah masuk lewat kolong pintu ruang jurusan. (Mudah-mudahan mbak Dosen nggak baca :D) Gara-gara kepincut hadiah dari sebuah kompetisi menulis, sebut saja Jakarta Beat Net Writing Competition, makalah ini pun disulap jadi jauh lebih pendek dan berkurang drastis unsur ke-Politik Perkotaan-nya. Tetap saja nggak menang. Lha iya, apa hubungannya Politik Perkotaan dengan musik Indie? Ada. Dan Menarik. Sayang sekali file makalah aslinya sudah menghilang entah ke mana. Artikel gagal juara bacotan penulis sekelas penikmat musik nan awam ini adalah salah satu yang (nyaris) terserak dan berhasil ditemukan kembali. :)                               ...

Arsip #2 - Mendidik dengan Hati (Dipublikasikan oleh Majalah Guruku)

Gambar
Tulisan ini pernah dipublikasikan di Media Komunitas "Guruku", di awal tahun 2011. Berhubung sampai sekarang aku belum punya majalahnya, aku publish saja di sini, bentuk permintaan maafku pada Pak Arief Ichwantoro dan Popong. karena belum bisa memberikan bentuk fisik majalahnya sampai sekarang, hehehe. MENDIDIK DENGAN HATI Miranda Syevira   “Pak, Ikannya mati!” Seorang siswa menghampiri gurunya sambil berteriak-teriak. Sang guru mengikuti ke meja percobaan yang dikelilingi sekitar sepuluh siswa dan menilik gelas ukur di depannya. “Suhunya kelewat tinggi itu, ya jadi ikan rebus dong. Turunin dulu suhunya, ingat cuma 5 derajat loh ya!” Dan anak-anak berusia 11 sampai 12 tahun ini kembali mencari akal bagaimana menurunkan suhu air dan memperlakukan Ikan Mas mereka secara hati-hati. Laboratorium kembali disibukkan oleh langkah-langkah kaki dan dentingan gelas ukur. Puncaknya, teriakan ‘Yes!’ dan sorak gembira terdengar ketika hipotesis dalam lembar lap...

Welcome to the Jungle of Working Class! Rrrrrr!

Gambar
Mungkin lebih baik meninggalkan Jogja dengan cara begini, ya? Berpura-pura bahwa aku pura-pura mau pulang mudik lebaran (artinya, benar-benar cuma niat mau mudik lebaran!), beli tiket pulang jam 1 siang, berangkat jam 4 sore, membawa 3 lembar baju dan 1 jins cadangan, petantang petenteng pulang ke rumah dengan rencana A-Z untuk melanjutkan bisnis bersama pangeran kodok ketika pulang ke Jogja, dan melakoni rutinitas mudik yang biasa. Masak-masak, makan-makan, tiduran, dagang sop buah di pasar Bedug, makan-makan lagi, masak-masak lagi, ah, mudik.. Tapi siapa sangka ini bukan mudik biasa, tapi 'pulang permanen'. Pertengahan bulan lalu, PT Partominah Oh-Beb (Baca: Pertamina UBEP) Adera, sedang membutuhkan tenaga tambahan untuk mengisi posisi CSR yang notabene jadi istilah asing di perusahaan yang lokasinya menyelusup jauuuuuh di pelosok Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan ini. Pada saat dinyatakan lolos seleksi administrasi dan memasuki sesi interview user, Aku data...