Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2012

Devil Spends Korean Won!

Gambar
Rabu, 9 Maret 2011. Aku punya kebiasaan baik selama tinggal di sini, di Daejeon, Korea Selatan. Tidak hanya secara teratur menuliskan kegiatanku dalam MJ (My Journal, haha) seperti yang sudah kulakukan dua hari ini, tetapi juga mencatat pengeluaran dan pemasukanku secara teliti dan rapi. *langka Hari ini aku menjumlahkan pengeluaranku selama 2 minggu, dan aku cuma bisa melongo. Aku sudah menghabiskan uang yang kutukar via money changer di Jakarta sebanyak kurang lebih 200.000 Won untuk membeli keperluan hidup di Korea tanpa sisa! (NB: 1 Won=8 Rupiah, maka dalam dua minggu aku sudah menghabiskan lebih dari 1,6 juta Rupiah!). Angka yang fantastis untuk mahasiswa kere seperti aku, mengingat aku bisa menghabiskan uang sebesar itu dalam waktu 3 bulan di Jogja, bukan 2 minggu. Aku juga tidak melihat bentuk fisik yang memuaskan dari benda yang kubeli kecuali bantal dan selimut biru tebal seharga 17.000 Won yang kubeli di Gung Dong. Tadinya aku pede bisa berhemat dengan tidak membe...

Sebuah Prolog

Gambar
Aku masih ingat persis perasaan yang muncul ketika pertama kali melayang di atas lampu-lampu malam Seoul dan Incheon. 22 Februari lalu. keluar dari pintu Incheon Airport dan melangkah ke suhu minus 19 derajat celcius, dengan tujuh lapis baju dan tiga lapis celana, duduk di bis pukul 5 pagi, hingga matahari yang mengantuk membantu mataku untuk melihat bahwa aku memang sedang berada di negara lain: karakter dan huruf-huruf aneh yang tersusun di plang-plang di pinggir jalan dan beberapa gundukan kecil salju putih di pojok bukit dan dataran tinggi yang terlindung dari matahari akhir musim dingin. Aneh—campuran antara antusias, gembira, tegang, penasaran plus sedikit geli menggelitik di dasar perut. Aku memang sedang berada di negara asing yang tidak pernah terbayangkan untuk kudatangi sebelumnya. Dulu sekali aku pernah bermimpi (benar-benar mimpi dalam tidur) aku tinggal di sebuah rumah kayu tradisional berkasur tipis di lantai—entah apa namanya—di Jepang. Di depan r...

Comeback Stage Begitu Ceritanya

Rasanya sudah lamaaa sekali sejak terakhir kali aku buka blog ini *tiup debu. Dan aku baru bergulat selama 2 jam lebih untuk pemulihan akun Paman Google akibat lupa kata sandi. Yah, aku meng-antisosial-kan diri selama beberapa bulan dari dunia maya—oke, sesekali memang twitteran dan facebookan sih—demi fokus pada pengumpulan data dan penulisan naskah skripsi. Saat ini aku sedang berada dalam periode penantian tiada akhir untuk sidang skripsi dan hingga kini naskahnya bahkan belum dikoreksi oleh dosenku *ambil tisu, ngelap ingus. Suatu siang, ketika bosan menghabiskan waktu untuk tidur, ngemil dan nonton Running Man sepanjang waktu, aku membuka buku coklat yang berisi catatan harianku selama berada di Daejeon, Korea Selatan. Well , sebenarnya catatan ini aku buat pada waktu itu bukan atas kemauanku sendiri, tapi atas keterpaksaan yang aku syukuri pada akhirnya. Sebuah ‘blessing in disguise’. Adalah dosen kelas Pendalaman Bahasa Inggris-ku di Chungnam National University, Pr...