Skripsi dan Semangkuk Ceri

Mungkin aku bosan dengan rutinitas nocturnal , proposal skripsi yang tak kunjung mendapat bubuhan tinta Acc, jauh dari sahabat-sahabat Kertonegaran-ku, dan ketidak-meletup-an perasaan bersama pangeran kodok. Dini hari ini aku sangat sangat sangat terasing. Sepi. Anti sosial. Hanya ada satu tempat yang tidak pernah mengecewakan: rumah. Aku merindukan rumah. Terutama adik bayiku yang sudah punya enam gigi. Rindu sekali, lebih meletup-letup dari pada dulu waktu aku jauh dari adikku hampir enam bulan lamanya. Tapi—terima kasih pada teknologi seadanya yang aku miliki saat ini, aku bergerak sedikit dari bantal. Beringsut-ingsut turun dari kasur, aku mengintip video yang aku rekam bersama adik-adikku di rumah. Serba salahnya adalah, aku malah semakin rindu setengah mati. Aku pakai cara lain. Terima kasih untuk Mocca, aku memutar “Happy”-nya di laptopku, mengencangkan volume-nya dan ‘Semangkuk Ceri’ dari Mocca me...